HAKIKAT SYIRIK

ALLADZIINA AMANU WA LAM YALBISU IMANAHUM BIZULMIN ULAIKA LAHUMUL-AMNU WA HUM MUHTADUN : Orang-Orang yang tidak mencampuradukkan iman mereka dengan syirik, mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk. (QS Al An’am: 82)

Perbuatan syirik adalah perbuatan yang dilaknat Allah SWT karena mempersekutukan kemahakuasaan Tuhan yang arahnya adalah menyembah kepada yang selain Tuhan. Pertanyaannya sekarang adalah apa dan bagaimana sesungguhnya hakikat syirik itu?

Untuk mengetahui hakikat syirik kita mau tidak mau harus TAHU tentang syirik. Tidak mungkin kita ngomong kalau kita tidak mengetahui ikhwal sesuatu. Kalau disebut bahwa perilaku perdukunan itu cenderung ke perilaku syirik, kita perlu tahu apa yang dilakukan seorang dukun itu kok dikatakan cenderung ke perilaku syirik. Kita tidak bisa asal ngomong, asal menuduh, asal mengklaim bila kita sendiri tidak mengetahui secara deskriptif tuduhan-tuduhan kita. Untuk itulah blog ini hadir sehingga kita mendapatkan kawruh tentang dunia supranatural, dunia perdukunan, dunia klenik dengan bebas dan terbuka sehingga kita bisa menyimpulkan apakah sebuah perilaku itu cenderung syirik atau tidak.

Seseorang dikatakan dewasa bila dia mampu untuk mempertanggungjawabkan pendapat, perilaku, sikap, atau keputusan-keputusan yang diambilnya. Sebuah keputusan dan sikap tertentu yang diambil seseorang oleh karena itu harus bisa dipertanggungjawabkan dalam pengadilan rasional dan hati nurani. Tanpa diadili oleh dua pengadilan itu, kita akan menjadi hipokrit dan main tuduh tanpa dasar. Hal inilah yang harus dihindari oleh seseorang yang mengaku memiliki agama dan keyakinan yang luhur. Kedewasaan beragama ditandai oleh bagaimana kita mampu mempertanggungjawabkan pola pikir, sikap dan pilihan yang kita ambil.

Apalagi bila kita mengingat bahwa dunia diciptakan tidak dengan main-main dan sembrono. Dunia ini bukan wahana permainan semata karena nanti setelah pergelaran dunia ini usai, akan digelar pengadilan yang sesungguhnya untuk mengetahui apa dan bagaimana pertunjukan dunia itu. Siapa yang benar dan siapa yang salah, siapa yang mendatangkan manfaat dan siapa yang merugikan, siapa yang hitam dan siapa yang putih dan seterusnya. Maka dunia ini sejatinya sangat serius dan tidak diciptakan dengan main-main.

Marilah kita analisa perilaku-perilaku yang cenderung ke syirik. Kalau pada suatu ketika saya percaya bahwa sakit saya bisa sembuh karena ditangani oleh dokter A, apakah kepercayaan saya ini tergolong syirik? Jawabannya jelas tidak. Karena ketauhidan kita, bahwa HANYA ALLAH SWT YANG MAHA KUASA DAN DIA YANG MAMPU MENYEMBUHKAN SEMUA PENYAKIT tidak akan dicederai oleh kepercayaan saya terhadap tangan-tangan dingin dokter A menyembuhkan penyakit.

Tauhid murni adalah bersyahadat atau berikrar: yaitu percaya TIDAK ADA TUHAN SELAIN ALLAH DAN MUHAMMAD SAW ADALAH UTUSANNYA. Dan TIDAK ADA DAYA DAN KEKUATAN LAIN KECUALI SUMBERNYA TUHAN SEMESTA ALAM. Namun TUHAN YANG MAHA KUASA telah mendelegasikan atau menitipkan energi-energi-Nya ke semua makhluk (ciptaan-NYA). Apakah itu bumi, matahari, angin, lautan, manusia, jin, api, tanah dan lainnya.

Pendelegasian energi ini ibarat sebuah pemerintahan di sebuah negara. Ikrar kita adalah PRESIDEN INDONESIA ADALAH SBY. Itu artinya kita bertauhid. Namun Presiden SBY telah mendelegasikan kewenangan-kewenangannya kepada para menteri, kepada para gubernur, kepada para bupati, kepada para camat, kepada para kepala desa dan seterusnya. Kalau suatu ketika saya sedang butuh KTP, maka saya tidak perlu ke presiden langsung. Sebab Presiden sudah mendelegasikan kewenangan pengurusan KTP ke kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil serta Camat. Saya pun harus mendatangi kantor kecamatan dan seterusnya untuk mengurus KTP dan selesai.

Analogi itu cukup tepat untuk menggambarkan perilaku syirik. Perilaku syirik adalah perilaku dimana kita tidak mengakui dan tidak percaya adanya satu-satunya CAUSA PRIMA, sumber energi tertinggi yang mendasari adanya semua yang ada ini. Ibaratnya kita tidak mengakui PRESIDEN SBY SEBAGAI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Jadi meskipun kita mengurus KTP di kantor kecamatan dan KTP berhasil kita dapatkan, namun di batin kita mengingkari kenyataan kewenangan tertinggi di negeri ini berada di tangan SBY maka berarti kita suda menunjukkan sikap syirik.

Syirik itu sebenarnya berada di dalam hati. Hati kita dulu awalnya mengakui bahwa hanya ada satu pencipta yang mendasadi adanya semua hal di dunia ini. Namun lama kelamaan, hati kita ini termanipulasi oleh pola pikir dan pandangan-pandangan orang-orang disekitar kita yang mempengaruhi dengan kuat. Apalagi ada kelompok penekan dimana mau tidak mau kita merasa perlu mengidentifikasi diri dengan nilai-nilai yang dianut satu kelompok yang mempengaruhi kita tersebut. Kelompok penekan itu bisa jadi adalah masyarakat tempat dimana kita tinggal sejak kanak-kanak hingga dewasa.

Kalau di suatu komunitas tidak percaya kepada adanya Tuhan dan kita sejak kecil tingal di dalamnya, mau tidak mau kita juga akan melebur dan tidak akan percaya adanya Tuhan. Kenapa begitu? Sebab pendapat orang-orang disekeliling kita akan mempengaruhi pola pikir kita sehingga kita kemudian menyesuaikan diri dengan mereka. Itu sebabnya, saat seseorang sudah dewasa secara mental dan ruhaniah kita disarankan untuk mengadakan uzlah/berkhalwat untuk merenungkan PROSES PENCIPTAAN.

Hal ini dicontohkan oleh para nabi/utusan-NYA sepanjang masa. Mereka adalah individu-individu yang awalnya tidak puas dengan kepercayaan masyarakat di sekelilingnya. Mereka kemudian mencari dengan sungguh-sungguh kesejatian diri dan Tuhannya. Apa yang terjadi kemudian di luar dugaan akal sehat… Saat akal sehat berhenti, maka di situ akan datang malaikat-NYA yang membawa petunjuk. Petunjuk tidak akan datang bila kita masih menggunakan akal yang belum tercerahkan oleh cahaya petunjuk-NYA.

Salah satu petunjuk Allah SWT terbesar yang turun kepada para nabi adalah pengakuan bahwa hanya ada SATU TUHAN dan DIA ADALAH ALLAH SWT YANG MAHA ADA. Lantas apakah yang lain tidak ada? Jelas bahwa yang selain diri-NYA itu hakekatnya tidak ada. Hakekat keberadaan yang selain diri-NYA itu adalah keberadaannya yang hanya pelimpahan ADA-NYA semata. Mereka ini disebut dengan MAKHLUK, atau CIPTAAN. Jadi Makhluk, atau Ciptaan-NYA ini juga harus diakui tetap ada meskipun mereka itu hakikatnya tidak ada. Jadi semua ini sesungguhnya adalah satu, dan inilah yang dinamakan metafisika kesatuan.

Dalam konteks energi, TUHAN YANG MAHA KUASA ADALAH SATU-SATUNYA SUMBER ENERGI DAYA DAN KEKUATAN. DIA kemudian mendelegasikan atau menitipkan energi-energi-Nya ke semua makhluk (ciptaan-NYA). Apakah itu bumi, matahari, angin, lautan, manusia, jin, api, tanah dan lainnya. Jadi bukanlah berperilaku syirik bila kita bersahabat dan menghormati mereka sebagai bagian dari ciptaan Tuhan. Bahkan sebagai manusia yang mengaku beriman, kita harus bersahabat dengan bumi, dengan langit, dengan angin, dengan air, dengan cahaya, dan seterusnya. Jangan musuhi mereka karena mereka adalah ciptaan-NYA. Satukan diri kita dengan semua ciptaan-NYA, dan lanjutkan perjalanan spiritual agar mamp menyatukan diri dengan tetesan Dzat-NYA.

Bagi para sahabat yang masih muda dan ingin mendapatkan kesaktian lahir, silahkan mempersatukan diri dengan salah satu Ciptaan-NYA ini. “Hai angin, kau adalah aku dan aku adalah kau. berikan kekuatanmu kepadaku…” Pejamkan mata sejenak dan arahkan telunjuk Anda kepada musuh, maka musuhmu akan beterbangan… Namun untuk para sahabat yang sudah tua dan ingin kembali jejeg dan jejer dengan garis sangkan paran dan iradat-Nya, sudah tidak pada tempatnya bila kita memiliki musuh. Musuh terbesarmu ada di dalam dirimu, maka kalahkan dirimu sendiri. Kemudian satukan dirimu dengan tetesan Dzat-NYA yang Maha Luhur dan Abadi. “Duh Gusti, kau adalah aku dan aku adalah kau, Tidak ada Tuhan selain AKU, leburkan aku ke dalam Dzat-MU sehingga aku hidup abadi berdiri tegak di dalam pribadi-MU”

@wongalus,2010

HAKIKAT RUH PENDAMPING

+ Ibumu meninggal ya?
-Ya. Sudah dua bulan lalu ibu saya meninggal. Kamu kok tahu?

+Apakah ibumu orangnya kecil pendek, suka mengenakan jarik dan masih sehat meski usianya 89 tahun?
-Kamu kok bisa tahu siapa yang memberitahumu? Kau kan nggak pernah ke desaku bertemu ibuku?

+ …….(diam sedang melihat ruh seorang perempuan tua di samping tersebut)

-ya saya anak tertua dan paling dekat dengan ibu saya
+Berarti yang memberi tahu saya tadi adalah ibumu yang sekarang jadi ruh pendampingmu.

-Oh, gitu ya? Saya masih mencintai ibu
+Itulah yang membuat ibumu juga betah untuk mendampingimu

-Setiap ibadah, saya usahakan selalu berdoa agar ibu dan bapak almarhum mendapatkan perlindugan Tuhan.
+Itulah keharusan agar kamu juga selalu diberi petuah dan didoakan olehnya.

-Matur nuwun


Bagi sebagian kalangan yang mendalami kebatinan, kemampuan untuk melihat ruh sudah bukan hal yang aneh. Termasuk juga kemampuan untuk bersahabat akrab dan saling membantu. Pada diri manusia yang paling inti, ada ruh. Dialah diri sejati yang menjadi guru sejati dari akal dan tubuh fisik kita. Kalau kita biasa mengatakan “dengarkan hati nuranimu” itu artinya dengarkanlah suara ruh(ani) mu.

Hakikat keberadaan ruh sebenarnya juga bisa dinalar dengan ilmu pengetahuan. Sejak lama, para ilmuwan mengamati bahwa obyek-obyek makro di angkasa atau disebut bintang adalah satu pusat dengan sekumpulan planet. Planet itu juga dikelilingi lagi satelit-satelit. Sebagaimana sistem tata surya, matahari dikelilingi 9 planet. Begitu pula dengan obyek-obyek ukuran mikro seperti atom. Di satu butir atom, terdapat pula nukleus yang dikelilingi oleh eketron-elektron yang bergerak.

Sudah lama diketahui pula oleh kalangan ahli kebatinan Barat dan Timur termasuk para Yogi, bahwa ruh manusia adalah ruh utama yang dikelilingi oleh ruh-ruh lain yang disebut dengan ruh pendamping (di jawa konsep ruh pendamping itu disebut: sedulur papat, sementara di Arab merujuk pada malaikat.atau mungkin disebut dengan jin pendamping?). Jadi setiap sistem ruh pada satu diri manusia terdiri dari lima ruh.

Dari lima ruh itu, setidaknya ada empat kemungkinan kombinasi yang terjadi. Pertama, ruh utama adalah pria dan keempat ruh pendamping adalah pria. Kedua, ruh utama adalah wanita dan keempat ruh pendamping adalah wanita.Ketiga, ruh utama adalah pria dan ruh pendampingnya adalah 2 pria 2 wanita. Keempat, ruh utama adalah wanita dan ruh pendampingnya adalah 1 wanita dan 3 pria.

Terdapat kemungkinan adanya lebih dari satu atau kurang dari 4 ruh pendamping. Para ruh pendamping ini bisa saja berganti. Misalnya seseorang mungkin tadinya mempunyai ruh pendamping pria tetapi setelah beberapa lama, ruh pendamping pria ini pergi dan digantikan oleh seorang ruh wanita. Perubahan seperti ini akan mengakibatkan perubahan emosi, mental dan kondisi spiritual ruh utama yang bersangkutan.

Ahli-ahli kebatinan percaya bahwa baik ruh utama maupun ruh pendamping memiliki kehidupan yang otonom/mandiri/independen. Ruh sama seperti matahari dan bulan keduanya terpisah secara otonom dalam garis edar hidupnya masing-masing. Perbedaan antara ruh utama dan ruh pendamping adalah bahwa tingkat kemampuannya. Ruh utama akan mempengaruhi ruh-ruh pendampingnya, sedangkan tingkat kemampuan ruh pendamping hanya akan mempengaruhi diri mereka sendiri dan sangat sedikit untuk mampu mempengaruhi ruh utama.

Secara umum ruh pendamping adalah ruh yang mempunyai hubungan pribadi yang sangat erat dengan ruh utama. Bila bukan anggota keluarganya, juga para leluhurnya, atau bahkan teman-teman dekatnya. Ruh-ruh pendamping adalah ruh-ruh yang mengawasi ruh utama. Para ahli kebatinan yang melakukan penyelidikan mengenai karakter dan nasib seseorang berdasarkan pengamatan mereka tentang ruh-ruh pendmping orang yang bersangkutan. Semakin tinggi kemampuan ruh pendamping, semakin tinggi pula kemampuan ruh utama. Semakin rendah dan lemah kemampuan ruh pendamping maka semakin lemah pula kemampuan ruh utama untuk mencapai hidup yang lurus dan sukses.

Bila dikatakan bahwa ruh utama sebagai nukleus dari atom dan ruh pendamping sebagai elektron-elektron, maka perubahan jumlah elektron kan mengubah secara dramatis sifat atom itu sendiri. Hukum kegaiban sesungguhnya sama dengan prinsip fisika yaitu bergerak menuruti aturan yang sah dan berlaku sebagai derivat dari hukum Tuhan.

Banyak orang yang tidak menyadari adanya ruh pendamping mereka. Bahkan yangtragis, banyak pula yang menolak keberadaan ruh-ruh pendamping mereka sendiri. Mereka hanya memahami manusia hanyalah materi fisiknya dan tidak percaya adanya ruh. Padahal di dalam agama apapun, pasti ada konsep tentang ruh ini. Kalau kita mempelajari secara metafisis, berbagai tradisi yang sudah dijalani oleh para nenek moyang dulu sebenarnya sangat memperhatikan keberadaan ruh pendamping ini. Berbagai tradisi slametan, misalnya, selain berdimensi sosial (horizontal) namun juga untuk menghormati dan rasa berterima kasih kepada para ruh pendamping yang demikian setia untuk menemani kita selama hidup.

Namun bila saran ruh pendamping (para leluhur kita dulu) ini diabaikan bahkan cenderung ditolak dan bahkan kepercayaan adanya mereka dituduh sebagai bid’ah/takhayul maka mereka akan pergi dan diganti dengan ruh-ruh pendamping yang lebih kasar bahkan bisa jadi ruh pendamping yang jahat. Nah, sekarang mana yang kita pilih? Berteman dengan ruh pedamping kita dengan cara menghormati dan menyayangi mereka atau sebaliknya, memusuhi dan mengusir mereka dari hidup kita? Semua berpulang pada keyakinan masing-masing.

@wongalus, 2009
wongalus.wordpress.com

HAKIKAT MIMPI


Salah satu cara kita mengakses kekuatan adikodrati yang maha gaib adalah dengan cara bermimpi. Mimpi juga berarti kendaraan kita menuju relung-reling kegaiban terdalam kenyataan.

Pada artikel terdahulu berjudul YANG PERLU DIPERHATIKAN SAAT MERAGA SUKMA, telah kami paparkan bahwa salah satu cara memulai raga sukma adalah melalui mimpi saat tubuh kita tertidur. Kenapa melalui mimpi? Sebab mimpi adalah rasionalisasi pengalaman astral atau pengembaraan pikiran seseorang keluar dari tubuh fisiknya dan tidak ada pemeriksaan ulang terhadap proses mental dari kesadaran fisik. Melalui mimpi akan terasa bagaimana jiwa adalah PENGEMUDI sementara tubuh fisik kita adalah KENDARAANNYA.

Jadi sebenarnya, manusia itu mengalami RAGA SUKMA saat fisiknya tertidur. Jadi 90 persen manusia melakukan raga sukma saat tertidur. Sayangnya, dalam raga sukma mimpi kebanyakan orang tidak terkontrol oleh kesadaran ruh sehingga perjalanannya cenderung kesana kemari sehingga tidak mampu dimaknai secara benar. Semakin dewasa usia kronologis seseorang, semakin tua usia mental seseorang idealnya dia semakin mampu untuk mengendalikan mimpinya dan mimpi tidak lagi berkeliaran ke sana kemari tanpa kontrol kesadaran yang lebih tinggi dari kesadaran fisik.

Sat kita tertidur, fisik kita istirahat total. Kesadaran fisik kita juga berada di titik nol. Kita tidak lagi memikirkan apa-apa. Walaupun penelitian psikologi membuktikan bahwa saat tidur, sebenarnya masih ada aktivitas otak namun ini adalah aktivitas otak yang tidak disadari. Jadi di dalam tidur, tetap ada beberapa jam atau menit dimana kesadaran fisik sama sekali berhenti total dan gelombang otak berada di TAHAP DELTA.

Manusia sudah diberi Tuhan Yang Maha Kuasa sarana lengkap untuk menjadi bijaksana dan matang secara spiritual. Syaratnya dia harus mampu MEMBACA DIRINYA SENDIRI, MEMBACA CARA KERJA OTAKNYA, MEMBACA DAN MEMPELAJARI BAGAIMANA TUBUH FISIK DAN KESADARANNYA BEKERJA. Sehingga tidak ada alasan bagi satu manusiapun di dunia ini untuk tidak tahu apa hakikat hidupnya termasuk bagaimana mematangkan spiritualnya. Berhubungan dengan kematangan secara spiritual ini, Tuhan juga membuka JALUR PETUNJUK LANGSUNG AGAR BISA DIAKSES OLEH MANUSIA BIASA.

Jalur petunjuk-petunjuk Tuhan itu ibarat peta perjalanan hidup manusia. Dan dimana kita bisa menemukan petunjuk Tuhan di dalam hidup sehari-hari? Jawabnya melalui MIMPI. Mimpi adalah sarana kita untuk berhubungan dengan HIGHER CONSCOUSNESS, kesadaran yang lebih tinggi yaitu KESADARAN JIWA SEBAGAI PERINTAH DARI KESADARAN RUH. Saat kita tertidur, kesadaran jiwa tidak ikut tidur. Kesadaran jiwa sebagai manifestasi dari ruh kita ini terjaga dan terbangun. Ruh kita berkelana meninggalkan fisik kita sesuai dengan keinginannya. Kebanyakan orang tidak mengetahui kemana ruh kita saat tertidur karena TIDAK DIKETAHUINYA JALUR KOMUNIKASI ANTARA OTAK KITA DENGAN RUH.

Mimpi sebagai jalur komunikasi antara kesadaran fisik dengan kesadaran yang lebih tinggi haruslah DISADARI agar tidak percuma dan sia-sia belaka. Sebagian dari mimpi-mimpi yang kita alami selama tidur adalah PESAN-PESAN DARI KESADARAN YANG LEBIH TINGGI untuk ditujukan kepada kesadaran fisik (otak). Sehingga sangat masuk akal bila para leluhur kita dulu membuat tafsir mimpi yang beraneka rupa. Mungkin bagi kebanyakan orang yang hidup di jaman modern ini menganggap tafsir mimpi itu sebagai klenik dan gugon tuhon yang tidak punya dasar rasional. Namun, kita tegaskan diforum ini bahwa MIMPI MEMILIKI ALASAN RASIONAL YANG BISA DIPERTANGGUNG JAWABKAN SECARA EPISTELOMOGIS. Mimpi ibarat kode-kode morse yang perlu ditafsirkan dengan ilmu morse. Bukan dengan ilmu psikologi, ilmu biologi, apalagi ilmu kedokteran.

Pada kesempatan kali ini, kita akan membuat hubungan langsung dengan sumber-sumber dari mimpi kita yang benar-benar membuat pesan pesan dari kesadaran lebih tinggi itu. Saat KESADARAN FISIK yang memuat EGO atau KEAKUAN kita ini istirahat selama tidur, saat itulah KESADARAN JIWA akan bangun karena diperintahkan oleh KESADARAN RUH. Salah satu teknik untuk menyadari pesan-pesan itu adalah dengan cara MENCATAT SETIAP MIMPI KITA SELESAI BANGUN TIDUR SEDETAIL MUNGKIN. Mereka yang gigih untuk mengingat bahkan mencatat apa yang terjadi dengan mimpinya akan mulai merasakan berbagai pengalaman aneh karena sebagian kesadaran yang lebih tinggi.

Mereka yang gigih mencatat mimpi akan mendapatkan fakta sebagai berikut: Merasakan Anda terbang melayang di tanah, hutan atau di tempat lain. Anda bisa menyadari tidur Anda. Ini berarti tubuh fisik kitalah yang tidur, sementara ruh dan jiwa kita bangun karena itu kita sadari tidurnya tubuh kita ini. Kadang kita juga merasakan berbagai pemandangan yang belum pernah kita lihat sebelumnya, ini adalah bukti bahwa ruh kita memang sedang berkelana ke tempat-tempat yang belum pernah kita kunjungi sebelumnya.

MEMPROGRAM MIMPI
Ini juga merupakan teknik untuk raga sukma. Sebelum tidur, heningkanlah cipta untuk sesaat (meditasi/semedi). Artinya, sementara kita usahakan untuk melemahkan kesadaran fisik agar kesadaran jiwa terbangun. Kemudian sampaikan niat dalam hati dengan kata kata bebas, misalnya: “TUBUHKU TIDURLAH KAMU DENGAN SADAR AKU KELUAR DARI TUBUH” dan bila perlu ulangi beberapa kali. Selanjutnya tidurlah dengan serileks dan sesantai mungkin. Jangan berpikir lagi agar diri kita tidak didominasi oleh EGO. Jangan berharap berhasil satu dua kali latihan karena mengharapkan HASIL secara cepat adalah memberi kesempatan EGO untuk menjajah jiwa kita. Awalnya, kita akan merasakan getaran halus energi tubuh dan tubuh fisik akan menjadi berat. Jangan takut karena ketakutan adalah EGO.

Selanjutnya bila latihan rutin setiap hari, kita akan merasa tubuh seperti tenggelam, hingga akhirnya tubuh tertidur namun Anda tetap sadar. Dengan kesadaran itu pula kita bisa mengajak jiwa pergi mengembara kemanapun yang kita niatkan (RAGA SUKMA). Awalnya, jangan jauh-jauh dulu. Bertahap sesuai dengan kemampuan hingga Anda bisa terbang kemana-mana. Bila sudah mahir, tidurlah dan lakukan RAGA SUKMA menuju teman atau sahabat yang lama tidak Anda jumpai. Jumpai dia dan lihat seluruh benda yang Anda lihat, selanjutnya telepon teman lama tersebut dan periksa detail yang Anda lihat dalam raga sukma.

KESIMPULAN
Pembaca yang budiman, secara tidak disadari kita ini sedang belajar olah kebatinan dan olah rasa tingkat tinggi. Untung saja, kita secara bertahap telah mengenal tahap-tahap perjalanan spiritualitas yang tersebar di berbagai artikel. Sehingga sedikit banyak kita sudah mengenal berbagai bentuk perjalanan spiritual. Ya, belajar tidak bisa langsung jadi cerdas. Semuanya perlu bertahap. Begitu pula untuk mencapai kesadaran jiwa dan kesadaran ruh. Belajar tentang kesadaran jiwa dalam konteks olah rasa, kita diharapkan untuk MENGHAYATI HAL-HAL BARU YANG BISA JADI BERBANDING TERBALIK AKAL KITA, juga berbeda bila kita belajar ilmu apapun yang telah kita kenal sebelumnya. Bila ilmu-ilmu lain menggunakan kesadaran fisik (otak), belajar kesadaran jiwa membutuhkan rasa dan batin kita. Batin adanya diluar kendali otak. Otak hanya bisa menganalisa fakta-fakta obyektif, batin menganalisa fakta-fakta subyektif yang obyeknya adalah kita sebagai subyek.



Agar aman, kita tidak akan menempuh perjalanan kesadaran jiwa melalui teknik perewangan alias teknik kesurupan. Kita tidak juga menggunakan teknik trance (ekstase) penghilangan kesadaran fisik secara paksa dan memasukkan kesadaran lain. Perlu diketahui, banyak guru spiritual mengajarkan teknik-teknik semacam ini padahal ini berarti PAKSAAN dan yang terjadi adalah HEGEMONI jiwa kita. Mereka tidak memiliki KONTROL atas kesadaran jiwanya. Ini tentu saja merupakan PEMBODOHAN. Setelah sadar, mereka akan menjadi sebagaimana manusia biasa lagi. Mereka tidak mencapai PERLUASAN KESADARAN SETIAP SAAT SEHINGGA MENGANTARKAN KITA MENJADI DIRI YANG SADAR JATI DIRI. Maka hati-hati memilih teknik dan metode yang pas untuk belajar olah rasa.



Teknik terbaik untuk belajar olah rasa adalah TANPA REKAYASA YANG MENGGUNAKAN UNSUR-UNSUR KEKUATAN LAIN DARI LUAR. Jadi kita gunakan saja teknik normal dan alamiah yaitu usaha dan pengalaman sehari-hari sepanjang hidup kita.
Marilah kita mulai pelajaran selanjutnya:
1. KONTROL EMOSI: tadi sudah dijelaskan bahwa kesadaran jiwa tarafnya di atas kesadaran fisik. Namun kesadaran jiwa ini adalah kesadaran perantara antara kesadaran fisik dengan kesadaran ruh. Kesadaran fisik tarafnya masih jauh dari kesadaran ruh. Kesadaran jiwa ini ada di antara dua kesadaran itu sehingga masih ada EMOSI, dan belum MURNI menyuarakan kesadaran RUH.
2. PERLU BERSYUKUR: Ruh berada di jalur metafisik, yang mengatasi ruang dan waktu. Kesadaran ruh kita tidak terbatasi oleh dimana dan kapan kita berada sekarang. Dengan menguasai tingkat kesadaran, kita bisa bergerak secepat kilat kemana pun yang kita sukai. Sepertinya kita tidak terlalu merasakan perpindahan kesadaran, namun ketika Anda melihat ada orang yang perlu ditolong maka kesadaran ruh anda langsung memerintahkan kesadaran jiwa untuk berempati segera. Anda harus menolongnya. Dan seketika Anda menolong, maka itu berarti Anda tergerak untuk menuruti GURU SEJATI Anda. Saat Anda mendengar bunyi lonceng atau bedug, Anda langsung ingat Tuhan dan segera tergerak melaksanakan ibadah. Menjalankan Ibadah, diharapkan tidak menuruti kesadaran fisik (otak) karena Anda tidak akan khusyuk. Untuk khusyuk, masukilah kesadaran jiwa dan resapilah keagungan Tuhan melalui kesadaran ruh Anda. Saat Anda rileks, maka tutup kesadaran fisik Anda dan masuki kesadaran jiwa. Saat kita mengemudi kendaraan, jangan gunakan kesadaran jiwa nanti mobil Anda menabrak kendaraan lain. Kemampuan ini OTOMATIS kita gunakan tanpa belajar lagi. Namun sebenarnya kemampuan ini juga kita peroleh dengan BELAJAR SEDIKIT DEMI SEDIKIT MULAI ANAK-ANAK HINGGA DEWASA. Ini adalah bukti bahwa manusia adalah makhluk pembelajar yang sangat istimewa sehingga untuk menajamkan kesadaran jiwa, sangat penting untuk mensyukuri segala pemberian Tuhan kepada kita. Tanpa rasa syukur, jiwa kita akan gersang dan ruh kita akan tersingkir di ujung kemanusiaan kita yang semakin hancur.
3. MENJADI MANUSIA BARU: menjadi manusia baru artinya mengalami perpindahan kesadaran dan keluasan jiwa secara alamiah. Kita menjadi manusia baru yang siap untuk raga sukma, jiwa kita mampu berkelana kemanapun yang kita sukai. Sungguh membahagiakan melihat dunia dengan “:JIWA” tidak dengan mata biasa. Bila mata biasa melihat uang sepuluh ribu terasa tidak berharga, namun melihat uang sepuluh ribu dengan JIWA, kita akan mendapati nilai lebih karena betapa berharganya jumlah uang sebanyak itu untuk memberikan kepada orang miskin yang lapar. Kesadaran jiwa adalah jiwa yang sadar bahwa dia sesungguhnya adalah WAKIL DARI KESADARAN ILAHI.
4. Cara menggapai kesadaran jiwa adalah dengan SANTAI DAN TERSENYUM PENUH SYUKUR. Saat kita cemberut, maka kesadaran fisik (otak) segera mendominasi dan menguasai atau menjajah diri kita. Santai adalah jalan menikmati suara jiwa. Saat Anda berpikir keras yang biasa muncul adalah kesadaran fisik: keakuan atau EGO. Cukup dengan santai dan meniatkan di dalam hati kita akan mampu mengakses kesadaran jiwa dan Anda dengan mudah mengetahui apa yang dirasakan dan dipikirkan orang lain. CUKUP DENGAN SANTAI RILEKS DAN SYUKUR, KITA MAMPU MERASAKAN BAGAIMANA DEKATNYA KITA DENGAN TUHAN YANG MAHA KUASA DAN MAMPU PULA BERKOMUNIKASI DENGAN SEMUA MAKHLUK GAIB CIPTAAN-NYA.
5. HIDUP BIJAKSANA. Kesadaran jwa adalah jembatan ruh menyuarakan dirinya. Ruh kita ini sangat bersih dan suci sebagai pengendara sejati tubuh kita, kesadaran fisik (otak) kita. Ruh kita berkata melalui kesadaran jiwa bahwa ini baik ini buruk, ini benar ini salah. Kesadaran fisik yang bertugas mempertanyakan kenapa baik dan kenapa buruk. Tugasnya menganalisa menyerahkan berkas analisanya kepada keputusan ruh karena di sinilah KEBIJAKSANAAN. Jangan putuskan dengan otak saja karena ini berarti kita tidak menghargai kepemimpinan ruh atas diri manusia.



@wongalus,2010

HAKIKAT KHODAM

Apa ada akibat bila kita mengamalkan berbagai ajian, seperti pelet pengasihan, susuk, menggunakan jimat dan benda-benda bertuah bagi hidup kita? Apa sesungguhnya khodam itu?

Pertanyaan yang sering diajukan pembaca ini sepertinya sederhana. Namun jawabannya tidak sederhana dan saya merasa cukup rumit untuk menjelaskannya dengan bahasa yang mudah. Sebab akan menjurus pada hakikat dunia gaib yang susah dipahami. Namun akan coba disederhanakan agar bisa diterima oleh kalangan awam. Kitab suci menjelaskan bahwa pengetahuan manusia atas DUNIA GAIB itu sangat sedikit dan yang mampu mengenalinya hanya KESADARAN RUH (DIRI SEJATI/AKU SEJATI) kita. Namun meski pengetahuan tentang ruh ini sangat sedikit tidak berarti manusia tidak boleh tahu apa-apa tentang seluk beluk dunia gaib ini.

Alat apa pada diri manusia yang mampu mengenal dunia gaib? Apakah akal, mata, telinga, kulit, lidah? Tidak. Jawabnya adalah RUH. Kenapa manusia cuma diberi sedikit pengetahuan oleh Tuhan tentang Ruh? Itu karena Tuhan tidak ingin menyusahkan manusia. Tuhan Maha Tahu bahwa manusia biasanya hanya belajar dengan menggunakan akal saja. Padahal, akal/rasio tidak akan mampu membeber sesuatu yang gaib. Kecuali merekayasa dan mengkonstruksikan dugaan-dugaan itu ke dalam sebuah teori.

Kecenderungan peradaban saat ini yang dibangun dengan cara berpikir Barat memang akhirnya membuat perkembangan ruhani menjadi mandeg dan mangkrak. Akhirnya, orang meninggalkan aspek ruhani yang metafisis. Diganti dengan aspek gaya hidup pragmatik dan hedonistik. Maka peradaban saat ini disebut juga dengan peradaban post metafisik. Apa yang ada diluar peta pemahaman akal ditolak mentah-mentah, padahal bukankah akal itu hakekatnya adalah metafisik juga?

Coba kita pikirkan hal sederhana sebagai berikut: Bagaimana jari tangan kita bergerak? Itu karena perintah dari pikiran untuk mengerakkan jari tangan. Bagaimana perintah pikiran bisa dibaca dan diterjemahkan oleh jari tangan kemudian dituruti kehendak pikiran itu? Dalam khasanah Ilmu Neurologi kira diberitahu bahwa perintah dari otak kemudian dibawa oleh neurotrasmitter yakni semacam energi biolistrik yang mampu menggerakkan syaraf-syaraf jari tangan. Tapi tetap perintah otak itu sumbernya dari mana? Nah, kita akhirnya paham bahwa yang fisik itu dasarnya juga metafisik.

Seperti juga seutas kabel yang dialiri energi listrik. Energi listrik tentu saja tidak bisa dilihat mata dan energi listrik bisa diketahui keberadaannya bila dipegang dan kita akhirnya mengalami “kesetrum”. Pada kesempatan kali ini, ada baiknya kita tanggalkan dulu untuk sementara akal kita. Sebab yang akan kita bahas adalah RUH (DIRI SEJATI/AKU SEJATI) YANG MERUPAKAN BAGIAN PALING INTI SUBSTANSI MANUSIA. Karena ruh itu tidak bisa dilihat, maka kita perlu akan menggunakan pengalaman “kesetrum” tersebut.

Ruh akan nampak jelas saat seseorang itu meninggal. Apa yang terjadi saat orang dinyatakan denyut nadinya tidak lagi bergerak? Maka, orang itu oleh dokter dinyatakan telah MATI. Apa yang terjadi saat jasad fisik kita mati? Yaitu ruh akan keluar dari fisik dan dia ingat semua perbuatan yang pernah dilakukan semasa hidup. Perbuatan yang pernah dilakukan itu tampak seperti album foto panorama yang berjejer bergerak melewati kalbunya. Atau bahkan tampak seperti sebuah film otobiografi tentang diri sendiri. Ingatan yang jadi tajam itu diperlukan karena rekaman film tindakan semasa hidup itu memang ditunggu oleh ruhnya DI ALAM ASTRAL yaitu alam perpindahan dari alam bumi/jagad fisik sekarang ini ke ALAM ALUS–ALAM KELANGGENGAN– ALAM BARZAKH. Untuk mempermudah pemahaman, maka alam berdimensi bumi ini kita bagi menjadi tiga: ALAM FISIK atau ALAM BUMI, ALAM ASTRAL: alam antara fisik dan alam halus sifatnya sudah gaib. ALAM HALUS: ALAM GAIB di bumi dibagi menjadi ALAM BAIK dan ALAM BURUK

ALAM ASTRAL adalah tempat singgah badan halus manusia sudah meninggal namun masih melekat pada ruhnya. Alam astral juga merupakan alam HUKUM PANTULAN berlaku. Yaitu alam bentukan dari perbuatan dan pikiran manusia yang memantul kemudian membentuk energi. SAAT SESEORANG MENJALANI LAKU UNTUK MENDAPATKAN AJIAN-AJIAN, MEMBACA MANTRA ATAU MENGISI KEHENDAKNYA PADA BENDA DALAM BENTUK SUSUK, JIMAT ATAU TOSAN AJI (BENDA-BENDA BERTUAH) MAKA SESUNGGUHNYA ENERGI PIKIRANNYA TERPUSAT DAN MEMBENTUK “BENDA/MATERI” DI ALAM ASTRAL. INILAH YANG DIMAKSUD DENGAN KHODAM!!!! Jadi Khodam bukan entitas makhluk halus tersendiri. Namun makhluk halus yang dibentuk oleh kehendak kita.

DI ALAM ASTRAL INI PULA TEMPAT KEBERADAAN MAKHLUK HALUS SEHINGGA SAAT SESEORANG BERNEGOSIASI/BERDISKUSI DENGAN MAKHLUK HALUS MAKA YANG TERJADI ADALAH SINKRONISASI KEHENDAK ANTARA MANUSIA DAN MAKHLUK HALUS DI ALAM ASTRAL.

Alam astral ini sama persis seperti alam fisik. Itu karena alam astral ini adalah ALAM TIRUAN DARI ALAM FISIK. Seperti antara kita dengan bayangan kita di cermin. Sehingga apapun perbuatan kita, apakah itu baik atau buruk akan memantul di alam astral dan ada akibatnya cepat atau lambat. Setiap kegiatan dan kehendak yang kita pantulkan itu menghasilkan pantulan di alam astral bahkan hingga jagad halus. Bedanya, bila di alam fisik kita sekarang bisa merasakan panas karena cahaya matahari maka di alam astral cahaya matahari tidak memberikan panas pada kita. Di alam astral juga tidak ada pergantian siang dan malam.

Alam Gaib terbagi menjadi dua yaitu ALAM BAIK dan ALAM BURUK. Kedua alam ini masih ada di bumi. Di antara dua alam yang mengapit bumi dari atas dan dari bawah itu ada alam astral. Digambarkan dengan sederhana sebagai berikut:

ALAM GAIB BERDIMENSI DUNIA/BUMI
(1). ALAM GAIB BAIK. Berada di atas bumi. terdiri dari tujuh sap/tingkat dari bawah ke atas: 7 ANDRATASAMIRA, 6 KALASUTRA, 5 MAHARAUNNAWA, 4 RAUNAWA, 3 AMBARISHA, 2 MAHAKALA, 1 LOKANTARIKA

(2). ALAM ANTARA atau ALAM ASTRAL: alam pergantian dari alam fisik ke alam gaib. Alam ini dihuni oleh empat jenis makhluk halus namun jumlahnya tidak terhingga: keempat jenis itu adalah JIN API (Salamandala), JIN UDARA (Gandarwa), JIN AIR (Apsara) dan JIN TANAH (Yaksa).

(3). ALAM GAIB BURUK berada di dalam tanah/bumi. Alam ini terdiri dari atas ke bawah: 1 JAMBU, 2 KASHA, 3 PLAKSHA, 4 SHAMALIA, 5 KRAUNTSHA, 6 SHAKA, 7 PUSKHARA. Di alam GAIB BURUK, di tingkat 2,3,4 masih terasa cahaya matahari. Namun tingkat 5,6,7 selalu dalam gelap tanpa cahaya. Ini beda bila ruh manusia yang meninggal di alam BAIK. Di alam BAIK ini, semua lapisan mendapat cahaya penerangan. Ruh manusia mendapat tempat yang baik dan menyenangkan. Ini ruh manusia yang semasa hidupnya berbuat baik.

Ruh manusia saat berada di alam astral tergantung pada keikhlasannya untuk meninggalkan dunia. Bila dia ikhlas karena kemelekatan terhadap dunia ini sangat ringan, maka ruhnya akan naik ke alam BAIK. Sebaliknya, bila hasrat dan keinginan manusia terhadap dunia ini meluap-luap, kemelekatannya terhadap dunia begitu tinggi dan dia belum ikhlas meninggal dunia maka ruhnya akan sangat berat hingga masuk ke alam gaib alam BURUK.

ALAM GAIB BAIK, berada di langit. Langit dibagi ke dalam dua bagian utama yaitu langit luar dan langit dalam. Langit luar masih ada bentuknya (Rupa), sementara langit dalam tidak berbentuk (Arupa/ALAM SUWUNG). Langit yang masih ada bentuknya itu dihuni oleh para malaikat sementara langit tidak bebentuk itu dihuni oleh para Nabi, Utusan Tuhan dan juga manusia-manusia terpilih yang dikasihi Tuhan. Di langit berbentuk ini ada Ruh tertinggi yang mengatur yang alam semesta fisik dan metafisik. Sementara di langit yang tanpa bentuk ada juga ruh tertinggi yang mengendalikan semuanya.

ALAM GAIB SEJATI BERDIMENSI AKHIRAT
Ada lagi alam gaib setelah dimensi bumi habis. Yaitu selesainya pergelaran alam semesta fisik dan metafisik bumi dan diganti alam gaib berdimensi akhirat. Di alam gaib akhirat ini adalah pantulan dari alam gaib berdimensi bumi. Ada Surga/BAIK dan ada Neraka/BURUK juga. Ruh Manusia dihisab lagi kemudian dimasukkan ke dua tempat gaib terakhir yang abadi. Tidak ada lagi hukum sebab akibat/sunatullah.

ALAM GAIB AKHIRAT berada di kegaiban “langit.” Langit dibagi ke dalam dua bagian utama yaitu langit luar dan langit dalam. Langit luar masih ada bentuknya (Rupa), sementara langit dalam tidak berbentuk (Arupa, ALAM SUWUNG). Langit yang masih ada bentuknya itu dihuni oleh para malaikat sementara langit tidak bebentuk itu dihuni oleh para Nabi, Utusan Tuhan dan juga manusia-manusia terpilih yang dikasihi Tuhan. Di langit berbentuk ini ada Ruh tertinggi yang mengatur yang alam semesta fisik dan metafisik. Sementara di langit yang tanpa bentuk ada juga ruh tertinggi yang mengendalikan semuanya.

KESIMPULAN:
Dari penjelasan di atas, kita menjadi tahu bahwa di alam fisik/alam bumi sekarang ini tidak ada yang bisa lepas dari HUKUM SEBAB AKIBAT. Termasuk juga saat ruh kita berada di ALAM ASTRAL yang merupakan adalah tempat singgah badan halus manusia /ruh manusia. Di alam astral berlaku HUKUM PANTULAN. Saat seseorang menjalani laku untuk mendapatkan ajian-ajian, membaca mantra atau mengisi kehendaknya pada benda dalam bentuk susuk, jimat atau tosan aji (benda-benda bertuah) maka sesungguhnya energi pikirannya terpusat dan membentuk “benda/materi” di alam astral yang disebut dengan KHODAM. Di alam astral ini pula tempat keberadaan makhluk halus tingkat rendah sehingga saat seseorang bernegosiasi/berdiskusi dengan makhluk halus maka yang terjadi adalah sinkronisasi kehendak antara manusia dan makhluk halus di alam astral. Dan SINKRONISASI KEHENDAK INI DIHARAMKAN OLEH AGAMA. Sebab, kebanyakan bertentangan dengan hukum sebab akibat, hukum karma atau sunatullah. Ada konsekuensi atau akibat bila kita suka bermain ajian, menggunakan susuk, jimat atau tosan aji? Jawabnya mereka akan susah meninggal dunia. Jangan heran bila orang yang memasang susuk di tubuhnya sulit mati. Begitu juga dengan mereka yang punya ajian di tubuhnya. Kenapa? Sebab RUH KITA MASIH MEMILIKI KEMELEKATAN KEPADA ALAM NYATA/ALAM BUMI. Apa yang terjadi bila orang sulit mati? Dia akan sangat tersiksa karena jasad fisiknya sudah tidak berdaya dan tubuh ini hanya bertahan hidup secara singkat, sementara ruh ingin terbang menuju alam gaib halus. Ruh bisa masuk ke alam gaib halus karena tidak melekat di dunia fisik/bumi. Ruh yang masih punya hasrat dan keinginan duniawi bisa dipastikan akan menangis kesakitan. Mereka membutuhkan doa agar Tuhan berkenan mengangkat ruh ini lepas menuju alam gaib halus.
Maka, akan lebih bijaksana bila kita semua mempertimbangkan kembali dampak baik buruk, positif negatifnya memiliki ilmu-ilmu supranatural tersebut. Bila dirasa tidak/kurang bermanfaat jangan ragu untuk meninggalkan berbagai ajian bila kita “merasa” tidak membutuhkannya. Waspadai dengan adanya niat, kehendak, pikiran dan amalan buruk yang kita lakukan sehari-hari. Itu semua akan mempersulit kita untuk menembus dimensi gaib yang halus untuk bersimpuh di “kaki” TUHAN YANG MAHA HALUS.


@wongalus,2009

HAKIKAT IKHLAS

MUNGKIN INI HAKIKAT IKHLAS

Salah satu tabir yang menutupi hati kita untuk mampu merasakan getaran cahaya Petunjuk Tuhan adalah ketidakikhlasan. Sebaliknya, bila kita mampu untuk ikhlas berarti terbukalah salah satu hijab dan kemudian insyaallah kita mampu untuk merasakan getaran petunjuk cahaya Keikhlasan-Nya juga. Keuntungan ikhlas yang lain sebagai hadiah dari-Nya jelas banyak. Salah satunya adalah mampu meraba iradat-Nya.

Kisahnya sederhana. Hari Senin kemarin, tanpa diduga sebelumnya tiba-tiba mendadak kami diperintahkan untuk ke Bandung, Jawa Barat untuk sebuah tugas. Sebenarnya kami mampu untuk menolak tugas tersebut karena sifatnya bukan wajib melainkan pilihan. Entah karena apa, kami pun berniat belajar ikhlas saja ditugaskan tanpa embel-embel apapun. Ikhlas ya ikhlas, nggak punya harapan apa-apa.

Menurut penilaian para teman, kami tergolong wong manutan yang tidak punya keberanian untuk menolak permintaan orang lain. Padahal bila menuruti permintaan tugas pergi ke Bandung tersebut, pasti akan kelelahan apalagi tanpa imbalan. Padahal, di hati ini berkata: apa salahnya untuk melaksanakan sesuatu yang bisa menjadi ganjal agar orang lain tidak kecapekan? Biarlah kami saja yang bermandikan keringat daripada orang lain.

Ingat prinsip Rabiah Adawiyah, sufi agung perempuan yang tersirat dalam doanya: “Ya Allah, jadikan tubuhku besar hingga memenuhi neraka agar para saudaraku sesama manusia tidak ada yang masuk neraka”. Ini adalah makna keikhlasan untuk berkorban agar sesamanya tidak celaka. Biarlah diri menjadi bemper agar orang lain selamat…. Apakah pikiran kami seperti Rabiah? Nggak tahu, semoga saja begitu. Hehehe…

Dalam manajemen modern, pikiran seperti ini pasti dianggap tidak efisien dan efektif. Apalagi dilihat dari sisi ekonomis: ini pikirannya wong mlarat dan bila dipertahankan mungkin sampai kapanpun tidak bisa kaya karena tidak menguntungkan. Mungkin saja..

Singkatnya, kami pun akhirnya tetap memutuskan berangkat dan tiba di terminal Bungurasih pukul 4 sore. Sebelumnya, kami disarankan untuk naik bis “Pahala Kencana” karena konon lebih cepat, lebih nyaman dan lebih “selamat.” Meskipun tiketnya lebih mahal dibanding yang lain.

Di depan petugas penjualan tiket, sayang kursi bis sudah penuh penumpang dan hanya menyisakan satu kursi cadangan di pinggir sopir. Oleh petugas penjualan tiket, kami disarankan untuk menunggu bis “Pahala Kencana” yang lain.

Belum sempat memutuskan apapun, dari tempat kami berdiri tampak bis “Bandung Express” yang masih kosong melompong menunggu penumpang. Bis ini konon tidak begitu disuka karena berkelas rakyat bawah sehingga pasti terasa kurang nyaman bagi mereka yang alergi dengan hal-hal yang berbau rakyat.

Ide pun muncul untuk naik bis berwarna putih tersebut. Kami membeli tiket dan masuk ke kendaraan itu. Itung-itung belajar ikhlas untuk naik bis yang kurang bagus. Meskipun resikonya jelas; kurang nyaman, kurang bersih, dan kurang-kurang yang lain…

Hebatnya, bis ini murah meriah harga tiketnya dibanding bis elite satunya tadi. Jumlah penumpang “Bandung Express” saat itu hanya ada delapan. Kursi lain kosong melompong. Dengan delapan penumpang wong cilik tersebut, bis berangkat meninggalkan Surabaya. Sementara bis “Pahala Kencana” sudah terlebih dulu berangkat dengan jeda waktu sekitar satu jam dibanding bis butut yang akhirnya kami tumpangi.

Singkatnya, sore berganti pagi. Bis memasuki kawasan Sumedang…. Eh, di pinggir jalan kami lihat bis “Pahala Kencana” berhenti. Kelihatan kru bis sedang memperbaiki mesin dan para penumpangnya ada yang keluar bis duduk di pinggir jalan, ada pula yang masih berada di dalam bis menunggu. Ya, bis elite itu rusak. Sementara bis butut yang kami naiki malah mulus meluncur Surabaya-Bandung dengan selamat dan tidak kurang apapun. Lebih cepat lagi hehe…Alhamdulillah.

Perjalanan bis menuju Bandung adalah analogi yang baik bagaimana sesungguhnya menuju tujuan hidup. Marilah kita renungkan, kira-kira apa sih tingkat puncak kenikmatan dari hidup? Pelan menjalani proses di dalam hidup seperti bis “Bandung Express” meskipun onderdil dan bentuk bis (Ibadah dan niat compang camping) tapi tetap berada di jalan yang benar atau pengin cepat-cepat sampai tujuan hidup namun akhirnya malah macet karena sopirnya ulan-ugalan bahkan fatal tidak sampai tujuan seperti bis “Pahala Kencana” tadi?

Begitu pula dengan ibadah. Mana yang kita pilih… jumlah atau frekuensi ibadah yang banyak namun malah justeru yang timbul kebosanan dan bahkan akhirnya pengingkaran dari tujuan ibadah, ataukah sedikit pelan namun ikhlas dan sesuai dengan tujuan ibadah yaitu bentuk simbolik pengabdian tulus dan total pada-Nya?

Benarlah Rabiah Adawiyah. Katanya; dia beribadah bukan berharap surga dan bukan pula takut neraka. Ya, kita beribadah bukan mengharapkan itu. Bahkan jika surga dan neraka tak pernah ada, pasti kita tetap sujud pada-Nya.

Satu hal yang bisa digarisbawahi, bahwa dalam melakoni garis, tata cara dan jalan kehendak Tuhan (agama/kepercayaan/yang lain) terletak pada tujuan murni yang hendak dicapai. Dalam setiap tindak tanduk keseharian kita, semua berjalan dalam rangka pengabdian ibadah. Dan semuanya diikat kembali dengan tali keikhlasan.

Perintah tentang ibadah dalam kitab suci jelas terangkai dengan kata ikhlas. Dan sebagai motivasi, beribadah perlu dilanjutkan dengan berinovasi dalam amal. Beribadah seolah melihat Gusti Allah, sekiranya pun kita masih belum mampu merasakan bahwa Dia melihat kita, boleh juga memantapkan keyakinan bahwa Dia akan melihat apa yang kita kerjakan.

Di sinilah peran ikhlas tersebut. Ikhlas bukan pasrah negatif, tapi ikhlas adalah tujuan tanpa batas kemakhlukan yang sarat kebendaan. Sebab objek yang dituju adalah Sang Maha Ikhlas. Ia yang transenden tak dapat terlihat tapi bisa dirasakan, berarti setiap langkah usaha yang dibuat, harus terus akan berjalan dengan dalih keberadaan-Nya. Selama masih ada kesempatan hidup, maka inovasi harus ada. Biarlah semua hanya Gusti Allah yang menilai usaha kita.

Berbuatlah tanpa embel-embel dibelakang. Tujuannya, bukan untuk dipuji, jadi kaya, terhormat, dapat kekuasaan, jabatan atau lainnya. Arahkan selalu tujuan hanya kepada Gusti Sang Maha Tunggal. Kita pasti tidak akan mengeluh, bosan, jenuh dan sebagainya. Justru, jika tujuan itu berhasil keridhaan-Nya sudah dijamin.

Mungkin ini hakikat ikhlas. Bukan ikhlas yang ateis. Bukan pula ikhlas yang absurd.

wongalus

DASAR AGAMA

KI AGENG JEMBAR JUMANTORO

Assalamuallaikum Wr.Wb. DASAR AGAMA ini saya dapat dari ustat Fahrudin ,Ref. Abah Miran Ciriu Pabuaran. Silahkan poro dulur-dulur untuk di renungkan sejenak. Semoga bermanfaat. Monggo di semak sebentar.

DASAR AGAMA ITU MENCAKUP EMPAT PERKARA, ENAM PERKARA DAN SEPULUH PERKARA

A. Jemenengnya Allah SWT ada 4 ( empat ) Perkara :
1. Bismillah
2. Sahadat
3. Sifat Dua Puluh
4. Surah Al-ikhlas ( Kulhu )

B. Enam Perkara merupakan dasar untuk bekal diakhirat

1. TIDAK BETEMU CAHAYA NERAKA
“ Allahumma Robba Jibril Mikail Isrofil Ijroil Warobba Muhammadin SAW Ajri Minannar.”

2. BEBAS NERAKA
“ Allahumma Salim Wabarik Ala Sayyidina Muhammadin Kamala Nihayata Likamalika Adada Kamalihi.”

3. AMAL PERBUATAN
“ Allahumma Salim Wasalim Ala Sayyidina Muhammadin Waala Alihi Wasohbihi Biodadi Majro bihil Gholam .“

4. ALAM AKHIRAT / ALAM KUBUR
DIBUATKAN GEDUNG OLEH ALLAH DIALAM KUBUR
Yang ke empat perintah Allah SWT , Sholat Sunnah awwabin 20 Raka’at ba’da Maghrib antara Is’ya antara Is’ya. Di sambut oleh kanjen Nabi Muhammad enam raka’at tidak disia-sia insya Allah sama.”

5. BISA MENYEBERANG JEMBATAN SIROTOL MUSTAQIM
“ Yang ke lima mengamalkan ayat Mubarok tiap malam atau tiap habis sholat fardhu lima waktu lebih utama ini lolos jembatan sirotol mustaqim.”

6. ALLAH MINTA TIGA PERKARA
Yang ke enam Allah berwasi’at kepada para umatNYA. Siapa yang ingin masuk ke Surga tanpa diundi :

1. Puasa tiga hari setiap bulan. ( Dalam setahun 36 hari )
2. Sholat sunnah Dhuha
3. Sholat sunnah witir

Tiga perkara yang diatas ini termasuk wajib dikerjakan jika ingin masuk surga tanpa diundi.

Ilmu dasar da fardhu jangan sampai lupa shubuh dhuhur ashar maghrib isya dan puasa satu bulan pada bulan Ramadhan maka yang disebut fardhu itu tiang agama maka :

1. Fardu
2. Wajib
3. Sunnah

C. Sepuluh Perkara merupakan tuntunan kita di dunia

1. Tauhid Agama /Dasar Agama, Agama Islam

2. Tanda Agama, Agama Islam
* Akar ( Empat, Enam, Sepuluh perkara )
* Batang ( Sahadat, Sholat )
* Dahan ( Puasa )
* Ranting ( Sodakoh )
* Daun ( Naik Haji )

3. Rukun Islam
* Sahadat
* Sholat
* Puasa
* Zakat
* Naik Haji bagi yang mampu

4. Tanda Islam
Menyerahkan diri ke Islam yakni Taat, bakti menurut perintah yang ditetapkan di agama islam .

5. Syarat Islam
HarusTulus Ikhlas

6. Ngerusak Islam
* Ngomong jangan bohong
* Kawin diluar Nikah
* Membicarakan Kebaikan dan keburukan seseorang

7. Arti Sahadat
* Sahadat Tauhid
* Sahadat Rosul
Kedua sahadat tersebut akan menjadi saksi di alam kubur kita

8. Rukun Sahadat
* Menetapkan Zat Allah berdiri sendiri
* Menetapkan Zat Allah kuasa
* Menetapkan hak Allah berbuat apa ini kuasa
* Menetapkan kebenaran Rosullulloh SAW

9. Kesempurnaan sahadat
Apa yang dibaca kalimah sahadat dari permulaan sampai akhir tanpa ada keraguan.

10. Ngerusak Sahadat
Menyekutukan/ menduakan Allah SWT

Demikianlah semuanya perihal dasar agama silahkan untuk di amalkan dan di jalankan dengan istiqomah DAN semoga mendapatkan kemudahan dan keberkahan,sehingga ilmu yang kita pelajari tersebut membawa kemanfaatan dunia akhirat.

Amin ya robbal alamin teriring salam rahayu dari Padepokan Jumantoro.
wassalamualaikum wr wb……………
Theme images by andynwt. Powered by Blogger.
 

© Jakapitana, All Rights Reserved
Design by Dzignine and Conceptual photography